Selasa, 21 Juni 2016

Kesenian Kota Pagar Alam

Kesenian Kota Pagar Alam

Nemu di sebuah buku yang dimiliki seorang teman yang kebetulan punya program di TV yang berhubungan sama travelling.  Buku ini katanya diberikan oleh pemerintah Kota Pagar Alam sebagai kenang-kenangan.  Just share karena menurut eyke  :malu: kesenian yang dimilikinya cukup menarik.
GENGGONG
Salah satu alat musik tradisional yang dimiliki oleh masyarakat Besemah Kota Pagaralam adalah Genggong, sejenis alat musik tiup yang menghasilkan suara mirip harmonika, umumnya alat musik ini terbuat dari bilah bambu, kayu, pelepah enau atau logam.
Untuk memainkannya, genggong dipegang ditangan kiri dan bagian sisinya ditempelkan ke bibir. Selanjutnya, unutk untuk membunyikan genggong, mainkan lidah getar yang ada pada genggong dengan tangan kanan. Untuk mengubah nada dalam melodi genggong dilakukan dengan mengolah posisi rongga mulut yang juga berfungsi sebagai resonator.
Dahulu alat musik genggong dimainkan oleh para petani yang sedang menunggu padi di sawah atau di tengah kebun. Masyarakat Besemah memainkan genggong untuk mengusir sepi dan jenuh.
TARI KEBAGH
Tari Kebagh atau Tari Kebar merupakan tarian adat tertua yang sangat populer di daerah Besemah sejak zaman dahulu kala. Walau sempat dilarang hingga tahun 1940-an oleh pemerintah kolonial belanda, tarian ini tetap terpelihara dan diajarkan secara tutun temurun dari generasi ke generasi. Tari Kebagh semakin terdesak, tenggelam dan sempat menghilang pada masa pendudukan Jepang.
Berdasarkan cerita lisan dari orang-orang tua, sejarah tarian ini berkaitan dengan Puyang Serunting Sakti. Dikisahkan, pada suaru acara perkawinan yang sangat meriah dan turut dihardiri oleh Serunting Sakti dan istrinya diadakanlah ocara tari-tarian.
Istri Puyang Serunting Sakti yang konon adalah seorang bidadari, diminta ikut turun menari. Permintaan ini disetujui istrinya dengan syarat selendang miliknya yang dirampas dan disembunyikan oleh Puyang Serunting Sakti dikembalikan padanya untuk dipakai menari
Karena terus didesak banyak orang, akhirnya dengan berat hati, Puyang Serunting Sakti mengizinkan istrinya menari dengan selendang yang diambilnya pada masa lalu. Selendang tersebut disembunyikan di dalam ruas bambu yang lazim disebut tepang.
Maka menarilah istyri Puyang Serunting Saksti dengna lemah gemulai. Kecantikan dan kemahirannya menari membuat semua mata terpana. Hingga tanpa disadari oleh semua orang, istri Puyang Serunting Sakti tak lagi menginjak bumi, melayang-layang, semakin tinggi hingga menuju ke kayangan, negeri asalnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar